welcom

Selamat datang ... Semoga bermafaat !!!

Jumat, 25 April 2014

Makalah Karakteristik Kemauan (Konasi)



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
            Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.
            Kemampuan untuk berfikir inilah anugerah terbesar yang diberikan oleh Allah Swt. Yang menjadi pembeda dengan makhluk yang lainnya. Sehingga dengan adanya pikiran dan akal inilah manusia mampu menentukan kehendak dan kemauannya itu, baik pada kehendak yang positif ataupun sebalikanya dengan melakukan tindakan yang negative atas apa yang dikehendakinya.
            Namun demikian, kehendak manusia adalah terbatas. Karema kehendak, keinginan dan kemauan manusia dibatasi oleh Kehendak Sang Pencipta Kehendak itu sendiri, yakni Allah ‘Azza Wajalla. Apapu yang kita inginkan haruslah senantiasa diselaraskan denga norma dan aqidah serta tidak bertentangan dengan yang disyari’akan oleh-Nya.

  1. Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian kehendak?
2.      Bagaimana karakteristik gejala konasi?
3.      Apa saja pembagian konasi?

BAB II
PEMBAHASAN
A.Karakteristik Kemauan (KONASI)
            Kehendahk bukanlah merupakan funsi kejiwaan yang bersifat pasif, tetapi lebih merupakan perbuatan, atau fungsi kejiwaan yang bersifat aktif. Dengan pernyataan ini, maka kehendak dapat diberikan pengertian sebagai usaha yang aktif menuju pelaksanaan suatu tujuan (linschoten, t.t: 198).
            Kehendak, sebagai salah satu fungsi kejiwaan yang sangat penting, dapat menjadi penuntun berasil tidaknya individu dalam mencapai tuuan, baik tujuan yang wajar maupun tujuan yang ditetapkan secara eksplisit (ditetapkan sendiri).
            Misalnya, seseorang ingin makan sebab lapar. Artinya, tiap orang ingin makan bila sudah merasa lapar (usaha yang wajar). Seorang ingin menjadi sarjana, dokter dan insinyur dengan dasar kemauan (usaha) dia belajar dengan tekun, bahkan mungkin bekerja untuk membiayai kuliahnya (usaha yang ditetapkan sendiri).

B.     PEMBAGIAN KEHENDAK
Pembagian kehendak atas dua rumpun tersebut dapat dibedakan menjadi dua macam:
1.    Kehendak yang berpusat pada kehidupan jasmani (biologis).
            Gejala-gejala kehendak yang berpusat pada kehidupan jasmaniah tampak dalam kehidupan tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia. Beberapa fungsi kehendak tersebut dapat dibagi menjadi sembilan macam, yatu:
a.    Tropisme, merupakan reaksi atau peristiwa yang menyebabkan gerakan suattu arah tertentu. Reaksi ini hanya tampak pada kehidupan tumbuh-tumbuhan dan hewan (vegetativ dan animal). Misalkan tumbuh-tumbuhan yang batang dan daunya condong  menghadap sinar matahari untuk memperoleh sinar yang cukup.
b.    Reflek, ialah suatu gerak (reaksi) yang tidak disadari terhadap rangsang yang datang baik dari luar maupun dari dalam. Gerak dan reaksi yang dimunculkan bersifat segera dan otomatis. Dikatakan bersifat segera karena gerkan itu ada sebelum gerakan perasang disadari, dan dikatakan otomatis karena gerakan tersebut diluar kemauan kita. Reflek ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1)   Reflek dasar (wajar)
Reflek ini timbul dalam situasi-situasi tertentu, yang berfungsi untuk menjaga diri dari hal-hal yang membahayakan dan tidak menyenangkan. Misalkan ketika menatap sinar yang terang dan tajam.
2)   Reflek bersyarat
Reflek ini timbul karena adanya perangsang lain yang berasosiai dengan meransang alam asli. Misalnya, orang yang sedang merasa haus melihat buah asam, air liurnya terus keluar.
3)   Reflek latihan
Reflek ini dipeorel dari suatu pengalaman atau suatu perbuatanyang senang tiasa diulang, sehingga dilaksanakan dengan dirinya. Seperti keterampilan mengendarai sepedah, kecakapan mengemudi mobil dan sebagainya.
c.    Insting, ialah suatu kesanggupan untuk melakukan sesuatu perbuatan yang tertuju pada pemuasan dorongan nafsu dan dorongan-dorongan lain yang dibawa sejak lahir. Misalnya, setiap bayi yang lahir selalu menangis. Demikian pula dalam mengintai dan menerkam masa, harimau melakukanya dengan cara yang sama dan sebagainya.
d.   Otomatisme, adalah suatu gerakan sepontan (berlangsung dengan sendirinya), bukan karena pengaruh akal atau fikiran dan diluar kekuatan kehendak. Misalnya, gerakan jantung, gerakan paru-paru yang mengembang dan mengempis dan sebagainya.
e.    Kebiasaan, ialah rangkaian perbuatan yang sudah distabilkan dan berlaku dengan sendirinya, namun kadang-kadang dipengaruhi oleh fikiran. Contoh kebiasaan merokok setelah selesai makan, meletakkan suatu benda pada t   mpatnya, begitu pula kebiasaan membaca Al-qur’an setiap selesai sholat maghrib dan subuh, dan sebagainya.
f.     Kecenderungan, adalah keinginan atau hasrat yang sering timbul secara berulang-ulang yang tertuju pada suatu yang konkret.
            Menurut paulhan, Psikologi Prancis, sebagai mana dikutip oleh Kartini Kartono (1994:131), kecenderungan dibedakan menjadi empat macam, yaitu: (1) Kecenderungan vital (hayat), seerti lahap, gemar makan (rakus), gemar minum-minuman keras, dan sebagainya. (2) Kecenderungan perorangan (egoistis), seperti sifat tamak, kikir, cinta diri, merasa paling benar, dan sebagainya. (3) Kecenderungan sosial, seperti persahabatan, kerukunan, gotong-royong, dan sebagainya; dan, (4) Kecenderungan abstrak. Kecenderrungan abstrak dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1.    Kecenderungan abstrak positif, misalnya gemar mengamdi kepada Tuhan, berbuat  jujur, patuh, dan sebagainya.
2.    Kecenderunagan abstrrak negatif, misalnya bohong, munafiq, menipu, dan sebagainya.
g.    Dorongan, yaitu suatu kekuatan kehendak yang terdapat dalam individu untuk memenuhi perubahan tertentu.
·      Biasanya dorongan ini dapat menimbulkan perubahan perasaan yang hebat dalam diri seseorang, sehingga kadang-kadang dapat terkalahkan bilamana nafsu tersebut sedan bergejolak dalam diri Individu.
·      Berkenaan dengan nafsu ini, prof. F. Patty MA. Cs. Menegaskan bahwa pada manusia ada dorongan-dorongan itu, tetapi dengan akal dan hati nuraninyamanusia dapat menguasainya.
·      Pada umumnya dorongan atau nafsu ini dibedakan menjadi dua golongan besar. Pertama, nafsu individual (perseorangan), seperti nafsu makan, nafsu bermain, nafsu berkelai dan sebagainya. Kedua; nafsu sosial (kemasyarakatan), seperi nafsu membentuk perkumpulan , membentuk keluarga, mencari teman dan sebagainya.
h.    Keinginan, ialah suatu bentuk dorongan yang disadari, yang tertuju pada suatu kebutuhan tertentu dan pemenuhan terhadap segala sesuatuyang ingin dicapai. Misalnya, dorongan makan dan minum menimbulkan keinginan makan dan minum, keinginan kawin dengan gadis cantik.
i.   Hawa nafsu, adalah hasrat yang sangat kuat dan hebat sehingga dapat mengganggu keseimbangan fisik. Hawa nafsu dapat menguasai segala fungsi hidup kejiwaan., sehingga segala keinginan yang lain dikesampingkan. Dengan demikian, tinggalah satu keinginan saja yang mendominasi dan bergerak dengan leluasa dalam alam kesadaran individu. Akibatnya, pribadi kehilangan keseimbangan sehingga hidup menjadi kacau danterganggu.
     Misalnya mengonsumsi narkotika (morphin), berhubungan seks dengan lawan jenis atau lesbian, bermain judi dan sebagainya. Pemabuk, penjudi dan pelacur (kumpul kebo) seringkali mengorbankan selurh kebahagiaan rumah tangga demi memperturutkan prbuatan itu.
     Agar seseorang tidak mengalami atau menderita gangguan kejiwaan, para ahli ilmu jiwa menganjurkan jalan sublimasi dan katarsisasi. Sublimasi adalah usaha untuk menyalurkan kekuatan (kehendak) yang pada hawa nafsu dengan jalan mencari kemungkinan yang lebih baik dalam mencari tujuan. Seperti berolahraga, berorganisasi.  Sedangkan katarsisasi, merupakan pembersihan jiwa terhadap orang-orang yang menderita tekanan batin karena diliputi perasaan berdosa (bersalah). Diantaranya dengan memperbanyak pendekatan diri kepada Allah.
2.    Kehendak yang berpusat pada kekidupan ruhaniah (perbuatan kemauan).
                      Kemauan dapat diartikan sebagai dorongan kehendak yang terarah pada tujuan-tujuan hidup tertentu dan dikendalikan oleh pertimbangan akal budi. Dengan begitu, tentunya kemauan lebih tinggi tingkatanya (bersifat kerohanian) dari padq kehendak (bersifat kejasmanian), seperti insting, reflek otomatis, dorongan, hawa nafsu dan sebagainya. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Kartini Kartono (1984: 132).
Untuk membedakan kemauan dan kehendak berikut ini dijelaskan beberapa kerakteristik kemauan.
a)    Kemauan merupakan dorongan dari dalam yang khusus dimiliki manusia.
b)   Kemauan berubungan erat dengan suatu tujuan.
c)    Kemauan sebagai pendorong timbulnya perbuatan yang didasarkan atas berbagai pertimbangan, baik pertimbangan akal yang menentkan benar salahnya suatu perbuatan kemauan maupun pertimbangan perasaan yang menentukan baik burukya perbuatan kemauan.
d)   Pada kemauan tidak hanya terdapat pertimbangan akal pikiran dan perasaan saja, tapi jaga seluruh pribad memberikan corak pada perbuatan kemauan.
e)    Perbuatan kemauan bukanlah tindakan yang bersifat kebetulan, melainkan tindakan yang disengaja dan terarah pada tercapainya tujuan.
f)    Kemauan dapat menjadi pemersatu (unifikator) dari semua tingkah laku manusia dan mengoordinasikan semua fungsi kejiwaan menjadi bentuk kerjasama yang super harmonis. Maka kemauan yang sehat akan menjadikan manusia satu kesatuan yang benar-benar menyadari tujuan hidupnya dalam setiap langkah dan tingkah lakunya.
Kemauan dipengarui oleh beberapa faktor diantaranya ialah:
1.    Keadaan fisik, adalah pengaruh yang berhubungan dengan kondisi jasmani, yakni sanggup tidaknyauntuk melaksanakan keputusan kemauan.
2.    Keadaan materi, seperti bahan-bahan, syarat-syarat, dan alat-alat yang digunakan untuk melaksanakan keputusan kemauan.
3.    Keadaan linkungan, maksudnya apakah keputusan kemauan dapat ilaksanakan dalam lingkungan tertentu, yang sesuai dengan lingkungan, apakah lingkungan dapat membantu atau sebaliknya.
4.    Kata hati (conseinsia), memang peranan penting dalam melaksanakan keputusan. Karena keputusan kata hati dapat mengalahkan pertimbangan-pertimbangan yang lain.
3.        Kortsluiting 
Merupakan perbuatan yang tak terkendali, yang terjadi pada individu tertentu.
4.        Hati Nurani
     Hati nurani  tidak berbicara tentang yang umum, melainkan tentang situasi yang sangat konkrit. Tidak mengikuti hati nurani berarti menghancurkan integritas pribadi kita dan mengkhianati martabat terdalam kita. Dalam hati nurani berlangsung penggandaan; Manusia bukan saja melakukan perbuatan-perbuatan yang bersifat moral (baik atau buruk), namun ada pula yang turut mengetahui tentang perbuatan-perbuatan moral manusia. Dalam diri manusia, seolah-olah ada instansi yang menilai dari segi moral perbuatan-perbuatan yang dilakukan. "Hati nurani" merupakan semacam saksi tentang perbuatan-
perbuatan moral manusia.
     Ada dua macam bentuk hati nurani, yaitu hati nurani retrospektif dan hati nurani prospektif. Hati nurani  retrospektif memberikan penilaian terhadap perbuatan-perbuatan yang telah berlangsung di masa lampau. Hati nurani ini seolah menoleh ke belakang dan menilai perbuatan-perbuatan yang telah lewat. Hati nurani  retrospektif menyatakan bahwa perbuatan yang telah dilakukan itu baik atau tidak baik; menuduh atau mencela bila perbuatannya tidak baik; dan sebaliknya memuji atau memberi rasa puas apabila perbuatannya dianggap baik. Jadi hati nurani retrospektif merupakan semacam instansi kehakiman dalam batin masing-masing manusia tentang perbuatan yang telah berlangsung.
Sedangkan hati nurani prospektif melihat ke masa depan dan menilai perbuatan-perbuatan masing-masing manusia yang akan datang. hati nurani prospektif mengajak manusia untuk melakukan sesuatu atau seperti barangkali yang lebih banyak terjadi - mengatakan 'jangan' dan melarang untuk melakukan sesuatu. Aspek negatif lebih mencolok. Dalam hati nurani prospektif sebenarnya terkandung semacam ramalan. Hati nurani prospektif menyatakan, hati nurani pasti akan menghukum kita, andaikata kita melakukan perbuatan itu. Hati nurani prospektif menunjuk kepada hati nurani retrospektif yang akan datang, apabila perbuatan menjadi kenyataan.

BAB III
PENUTUP
              Tindakan kehendak atau kemauan terhadap sesuatu merupakan tindakan pada manusia, memang terlibat dengan gejala-gejala psikis lainnya, tetapi tidak semata-mata ditentukan oleh penginderaan, rasa tanggapan dan lain-lain yang erat hubungannya dengan rangsangan dari luar.
Dalam penentuan dari kehendak itu, maka munculah aku yang aktif. Hal ini menunjukan pda suatu aktivitas yang tertuju kepada sesuatu.
              Dalam hal ini manusia akan merasa benar apa yang dialami dalam dirinya, terutama jika manusia itu sudah bertindak mawas diri. Ia mempertimbangkan dan menduga-duga, artinya ia menanyakan kepada dirinya, kemudian barulah dating sebuah pilihan. Ketika manusia masih dalam pertimbangan terhadap ketegangan, terutama jika pertimbangan memerlukan waktu yang banyak. Jika pilihan sudah dijatuhkan, maka seakan-akan busur yang tegang itu telah dilepaskan anak panahnya, dan kembali seperti semula, nafas tenang, rasa tak gugup, kepastian bertindak telah berakhir. Hal ini disadari benar oleh setiap manusia.
              Dari semua yang telah disebutkan diatas, nyatalah bahwa pada manusia ada atau terdapat daya pilih, yaitu sebuah kehendak, dan boleh disebut sebagai kehendak bebas; yaitu sebuah sikap untuk menentukan sesuatu pada diri manusia.
 
DAFTAR PUSTAKA

Baharudin, 2007, Psikologi Pendidikan,Yogjakarta: Ar-Ruzz Media
Ahmadi, Abu,2003, Psikologi Umum,Surabaya: Bina Ilmu
Sumber: ETIKA, Sei Filsafat Atma Jaya: 15; Oleh K. Bertens

0 komentar:

Posting Komentar