BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan
lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah
dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia
seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.
Kemampuan untuk berfikir inilah anugerah terbesar yang diberikan oleh Allah
Swt. Yang menjadi pembeda dengan makhluk yang lainnya. Sehingga dengan adanya
pikiran dan akal inilah manusia mampu menentukan kehendak dan kemauannya itu,
baik pada kehendak yang positif ataupun sebalikanya dengan melakukan tindakan
yang negative atas apa yang dikehendakinya.
Namun demikian, kehendak manusia adalah terbatas. Karema kehendak,
keinginan dan kemauan manusia dibatasi oleh Kehendak Sang Pencipta Kehendak itu
sendiri, yakni Allah ‘Azza Wajalla. Apapu yang kita inginkan haruslah
senantiasa diselaraskan denga norma dan aqidah serta tidak bertentangan dengan
yang disyari’akan oleh-Nya.
- Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian kehendak?
2.
Bagaimana karakteristik gejala
konasi?
3.
Apa saja pembagian konasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A.Karakteristik Kemauan
(KONASI)
Kehendahk bukanlah merupakan funsi
kejiwaan yang bersifat pasif, tetapi lebih merupakan perbuatan, atau fungsi
kejiwaan yang bersifat aktif. Dengan pernyataan ini, maka kehendak dapat
diberikan pengertian sebagai usaha yang aktif menuju pelaksanaan suatu tujuan
(linschoten, t.t: 198).
Kehendak, sebagai salah satu fungsi
kejiwaan yang sangat penting, dapat menjadi penuntun berasil tidaknya individu
dalam mencapai tuuan, baik tujuan yang wajar maupun tujuan yang ditetapkan
secara eksplisit (ditetapkan sendiri).
Misalnya, seseorang ingin makan
sebab lapar. Artinya, tiap orang ingin makan bila sudah merasa lapar (usaha
yang wajar). Seorang ingin menjadi sarjana, dokter dan insinyur dengan dasar
kemauan (usaha) dia belajar dengan tekun, bahkan mungkin bekerja untuk
membiayai kuliahnya (usaha yang ditetapkan sendiri).
B. PEMBAGIAN KEHENDAK
Pembagian
kehendak atas dua rumpun tersebut dapat dibedakan menjadi dua macam:
1. Kehendak yang berpusat
pada kehidupan jasmani (biologis).
Gejala-gejala kehendak yang berpusat
pada kehidupan jasmaniah tampak dalam kehidupan tumbuh-tumbuhan, hewan dan
manusia. Beberapa fungsi kehendak tersebut dapat dibagi menjadi sembilan macam,
yatu:
a. Tropisme,
merupakan reaksi atau peristiwa yang menyebabkan gerakan suattu arah tertentu.
Reaksi ini hanya tampak pada kehidupan tumbuh-tumbuhan dan hewan (vegetativ dan
animal). Misalkan tumbuh-tumbuhan yang batang dan daunya condong menghadap sinar matahari untuk memperoleh
sinar yang cukup.
b. Reflek,
ialah suatu gerak (reaksi) yang tidak disadari terhadap rangsang yang datang
baik dari luar maupun dari dalam. Gerak dan reaksi yang dimunculkan bersifat
segera dan otomatis. Dikatakan bersifat segera karena gerkan itu ada sebelum
gerakan perasang disadari, dan dikatakan otomatis karena gerakan tersebut
diluar kemauan kita. Reflek ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1) Reflek
dasar (wajar)
Reflek ini timbul dalam
situasi-situasi tertentu, yang berfungsi untuk menjaga diri dari hal-hal yang
membahayakan dan tidak menyenangkan. Misalkan ketika menatap sinar yang terang
dan tajam.
2) Reflek
bersyarat
Reflek ini timbul
karena adanya perangsang lain yang berasosiai dengan meransang alam asli.
Misalnya, orang yang sedang merasa haus melihat buah asam, air liurnya terus
keluar.
3) Reflek
latihan
Reflek ini dipeorel
dari suatu pengalaman atau suatu perbuatanyang senang tiasa diulang, sehingga
dilaksanakan dengan dirinya. Seperti keterampilan mengendarai sepedah, kecakapan
mengemudi mobil dan sebagainya.
c. Insting,
ialah suatu kesanggupan untuk melakukan sesuatu perbuatan yang tertuju pada
pemuasan dorongan nafsu dan dorongan-dorongan lain yang dibawa sejak lahir.
Misalnya, setiap bayi yang lahir selalu menangis. Demikian pula dalam mengintai
dan menerkam masa, harimau melakukanya dengan cara yang sama dan sebagainya.
d. Otomatisme,
adalah suatu gerakan sepontan (berlangsung dengan sendirinya), bukan karena
pengaruh akal atau fikiran dan diluar kekuatan kehendak. Misalnya, gerakan
jantung, gerakan paru-paru yang mengembang dan mengempis dan sebagainya.
e. Kebiasaan,
ialah rangkaian perbuatan yang sudah distabilkan dan berlaku dengan sendirinya,
namun kadang-kadang dipengaruhi oleh fikiran. Contoh kebiasaan merokok setelah
selesai makan, meletakkan suatu benda pada t
mpatnya, begitu pula kebiasaan membaca Al-qur’an setiap selesai sholat
maghrib dan subuh, dan sebagainya.
f. Kecenderungan,
adalah keinginan atau hasrat yang sering timbul secara berulang-ulang yang
tertuju pada suatu yang konkret.
Menurut paulhan, Psikologi Prancis,
sebagai mana dikutip oleh Kartini Kartono (1994:131), kecenderungan dibedakan
menjadi empat macam, yaitu: (1) Kecenderungan vital (hayat), seerti lahap,
gemar makan (rakus), gemar minum-minuman keras, dan sebagainya. (2)
Kecenderungan perorangan (egoistis), seperti sifat tamak, kikir, cinta diri,
merasa paling benar, dan sebagainya. (3) Kecenderungan sosial, seperti
persahabatan, kerukunan, gotong-royong, dan sebagainya; dan, (4) Kecenderungan
abstrak. Kecenderrungan abstrak dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Kecenderungan
abstrak positif, misalnya gemar mengamdi kepada Tuhan, berbuat jujur, patuh, dan sebagainya.
2. Kecenderunagan
abstrrak negatif, misalnya bohong, munafiq, menipu, dan sebagainya.
g. Dorongan,
yaitu suatu kekuatan kehendak yang terdapat dalam individu untuk memenuhi
perubahan tertentu.
·
Biasanya dorongan ini
dapat menimbulkan perubahan perasaan yang hebat dalam diri seseorang, sehingga
kadang-kadang dapat terkalahkan bilamana nafsu tersebut sedan bergejolak dalam
diri Individu.
·
Berkenaan dengan nafsu
ini, prof. F. Patty MA. Cs. Menegaskan bahwa pada manusia ada dorongan-dorongan
itu, tetapi dengan akal dan hati nuraninyamanusia dapat menguasainya.
·
Pada umumnya dorongan
atau nafsu ini dibedakan menjadi dua golongan besar. Pertama, nafsu individual
(perseorangan), seperti nafsu makan, nafsu bermain, nafsu berkelai dan
sebagainya. Kedua; nafsu sosial (kemasyarakatan), seperi nafsu membentuk
perkumpulan , membentuk keluarga, mencari teman dan sebagainya.
h.
Keinginan, ialah suatu
bentuk dorongan yang disadari, yang tertuju pada suatu kebutuhan tertentu dan
pemenuhan terhadap segala sesuatuyang ingin dicapai. Misalnya, dorongan makan
dan minum menimbulkan keinginan makan dan minum, keinginan kawin dengan gadis
cantik.
i.
Hawa
nafsu, adalah hasrat yang sangat kuat dan hebat sehingga dapat mengganggu
keseimbangan fisik. Hawa nafsu dapat menguasai segala fungsi hidup kejiwaan.,
sehingga segala keinginan yang lain dikesampingkan. Dengan demikian, tinggalah
satu keinginan saja yang mendominasi dan bergerak dengan leluasa dalam alam kesadaran
individu. Akibatnya, pribadi kehilangan keseimbangan sehingga hidup menjadi
kacau danterganggu.
Misalnya mengonsumsi narkotika (morphin),
berhubungan seks dengan lawan jenis atau lesbian, bermain judi dan sebagainya.
Pemabuk, penjudi dan pelacur (kumpul kebo) seringkali mengorbankan selurh
kebahagiaan rumah tangga demi memperturutkan prbuatan itu.
Agar seseorang tidak mengalami atau
menderita gangguan kejiwaan, para ahli ilmu jiwa menganjurkan jalan sublimasi
dan katarsisasi. Sublimasi adalah usaha untuk menyalurkan kekuatan (kehendak)
yang pada hawa nafsu dengan jalan mencari kemungkinan yang lebih baik dalam
mencari tujuan. Seperti berolahraga, berorganisasi. Sedangkan katarsisasi, merupakan pembersihan
jiwa terhadap orang-orang yang menderita tekanan batin karena diliputi perasaan
berdosa (bersalah). Diantaranya dengan memperbanyak pendekatan diri kepada
Allah.
2.
Kehendak
yang berpusat pada kekidupan ruhaniah (perbuatan kemauan).
Kemauan
dapat diartikan sebagai dorongan kehendak yang terarah pada tujuan-tujuan hidup
tertentu dan dikendalikan oleh pertimbangan akal budi. Dengan begitu, tentunya
kemauan lebih tinggi tingkatanya (bersifat kerohanian) dari padq kehendak
(bersifat kejasmanian), seperti insting, reflek otomatis, dorongan, hawa nafsu
dan sebagainya. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Kartini Kartono (1984: 132).
Untuk
membedakan kemauan dan kehendak berikut ini dijelaskan beberapa kerakteristik
kemauan.
a)
Kemauan merupakan
dorongan dari dalam yang khusus dimiliki manusia.
b)
Kemauan berubungan erat
dengan suatu tujuan.
c)
Kemauan sebagai
pendorong timbulnya perbuatan yang didasarkan atas berbagai pertimbangan, baik
pertimbangan akal yang menentkan benar salahnya suatu perbuatan kemauan maupun
pertimbangan perasaan yang menentukan baik burukya perbuatan kemauan.
d)
Pada kemauan tidak
hanya terdapat pertimbangan akal pikiran dan perasaan saja, tapi jaga seluruh
pribad memberikan corak pada perbuatan kemauan.
e)
Perbuatan kemauan
bukanlah tindakan yang bersifat kebetulan, melainkan tindakan yang disengaja
dan terarah pada tercapainya tujuan.
f)
Kemauan dapat menjadi
pemersatu (unifikator) dari semua tingkah laku manusia dan mengoordinasikan
semua fungsi kejiwaan menjadi bentuk kerjasama yang super harmonis. Maka
kemauan yang sehat akan menjadikan manusia satu kesatuan yang benar-benar
menyadari tujuan hidupnya dalam setiap langkah dan tingkah lakunya.
Kemauan
dipengarui oleh beberapa faktor diantaranya ialah:
1. Keadaan
fisik, adalah pengaruh yang berhubungan dengan kondisi jasmani, yakni sanggup
tidaknyauntuk melaksanakan keputusan kemauan.
2. Keadaan
materi, seperti bahan-bahan, syarat-syarat, dan alat-alat yang digunakan untuk
melaksanakan keputusan kemauan.
3. Keadaan
linkungan, maksudnya apakah keputusan kemauan dapat ilaksanakan dalam
lingkungan tertentu, yang sesuai dengan lingkungan, apakah lingkungan dapat
membantu atau sebaliknya.
4. Kata
hati (conseinsia), memang peranan penting dalam melaksanakan keputusan. Karena
keputusan kata hati dapat mengalahkan pertimbangan-pertimbangan yang lain.
3.
Kortsluiting
Merupakan perbuatan
yang tak terkendali, yang terjadi pada individu tertentu.
4.
Hati
Nurani
Hati nurani tidak berbicara tentang yang umum, melainkan
tentang situasi yang sangat konkrit. Tidak mengikuti hati nurani berarti menghancurkan
integritas pribadi kita dan mengkhianati martabat terdalam kita. Dalam hati nurani
berlangsung penggandaan; Manusia bukan saja melakukan perbuatan-perbuatan yang
bersifat moral (baik atau buruk), namun ada pula yang turut mengetahui tentang
perbuatan-perbuatan moral manusia. Dalam diri manusia, seolah-olah ada instansi
yang menilai dari segi moral perbuatan-perbuatan yang dilakukan. "Hati
nurani" merupakan semacam saksi tentang perbuatan-
perbuatan
moral manusia.
Ada
dua macam bentuk hati nurani, yaitu hati nurani retrospektif dan hati nurani prospektif.
Hati nurani retrospektif memberikan penilaian terhadap
perbuatan-perbuatan yang telah berlangsung di masa lampau. Hati nurani
ini seolah menoleh ke belakang dan menilai perbuatan-perbuatan yang telah
lewat. Hati
nurani retrospektif menyatakan
bahwa perbuatan yang telah dilakukan itu baik atau tidak baik; menuduh atau
mencela bila perbuatannya tidak baik; dan sebaliknya memuji atau memberi rasa
puas apabila perbuatannya dianggap baik. Jadi hati nurani retrospektif merupakan
semacam instansi kehakiman dalam batin masing-masing manusia tentang perbuatan
yang telah berlangsung.
Sedangkan hati nurani prospektif melihat ke masa depan
dan menilai perbuatan-perbuatan masing-masing manusia yang akan datang. hati nurani
prospektif mengajak manusia untuk melakukan sesuatu atau seperti barangkali
yang lebih banyak terjadi - mengatakan 'jangan' dan melarang untuk melakukan
sesuatu. Aspek negatif lebih mencolok. Dalam hati nurani prospektif sebenarnya
terkandung semacam ramalan. Hati nurani prospektif menyatakan, hati nurani pasti akan menghukum kita,
andaikata kita melakukan perbuatan itu. Hati nurani prospektif menunjuk kepada hati nurani
retrospektif yang akan datang, apabila perbuatan menjadi kenyataan.
BAB III
PENUTUP
Tindakan kehendak atau kemauan terhadap sesuatu merupakan tindakan pada
manusia, memang terlibat dengan gejala-gejala psikis lainnya, tetapi tidak
semata-mata ditentukan oleh penginderaan, rasa tanggapan dan lain-lain yang
erat hubungannya dengan rangsangan dari luar.
Dalam penentuan dari kehendak itu, maka munculah aku
yang aktif. Hal ini menunjukan pda suatu aktivitas yang tertuju kepada
sesuatu.
Dalam hal ini manusia akan merasa benar apa yang dialami dalam dirinya,
terutama jika manusia itu sudah bertindak mawas diri. Ia mempertimbangkan dan
menduga-duga, artinya ia menanyakan kepada dirinya, kemudian barulah dating
sebuah pilihan. Ketika manusia masih dalam pertimbangan terhadap ketegangan,
terutama jika pertimbangan memerlukan waktu yang banyak. Jika pilihan sudah
dijatuhkan, maka seakan-akan busur yang tegang itu telah dilepaskan anak
panahnya, dan kembali seperti semula, nafas tenang, rasa tak gugup, kepastian
bertindak telah berakhir. Hal ini disadari benar oleh setiap manusia.
Dari semua yang telah disebutkan diatas, nyatalah bahwa pada manusia ada
atau terdapat daya pilih, yaitu sebuah kehendak, dan boleh disebut sebagai
kehendak bebas; yaitu sebuah sikap untuk menentukan sesuatu pada diri manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Baharudin,
2007, Psikologi Pendidikan,Yogjakarta:
Ar-Ruzz Media
Ahmadi,
Abu,2003, Psikologi Umum,Surabaya:
Bina Ilmu
Sumber: ETIKA,
Sei Filsafat Atma Jaya: 15; Oleh K. Bertens
0 komentar:
Posting Komentar