BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengkaji tentang Islam akan lebih sempurna bila kita mengkaji Arab
pra-Islam terlebih dahulu, karena Islam lahir di tengah-tengah masyarakat Arab
yang sudah mempunyai adat istiadat yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Apalagi ia muncul di kota terpenting bagi mereka yang menjadi jalur penting
bagi lalu lintas perdagangan mereka kala itu, dan dibawa oleh Muhammad (570-632
M) yang merupakan salah satu keturunan suku terhormat dan memiliki kedudukan
terpandang di antara mereka secara turun-temurun dalam beberapa generasi,
Quraysh. Quraysh adalah suku penguasa di atas suku-suku lainnya di Mekah,
sebuah kota yang di dalamnya terdapat bangunan suci tua yang memiliki daya
tarik yang melebihi tempat-tempat pemujaan lainnya di daerah Arab.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Masyarakat
Arab Jahiliyyah
Masyarakat Arab,
sebelum kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW, dikenal dengan sebutan
jahiliyah. Jika merujuk pada arti kata jahiliyah (yang berasal dari bahasa Arab
dari kata jahala yang berarti bodoh), maka secara harfiyah
bisa disimpulkan bahwa masyarakat jahiliyah adalah masyarakat yang bodoh.
Jahiliyyah biasanya dikaitkan dengan masa sebelum Rasulullah S.A.W lahir.
Sesungguhnya kata Jahiliyyah sendiri adalah mashdar shina’iy yang berarti
penyandaran sesuatu kepada kebodohan. Kebodohan menurut Manna’ Khalil
al-Qathtan ada tiga 3 makna, yaitu:
- Tidak adanya ilmu pengetahuan (makna asal).
- Meyakini sesuatu secara salah.
- Mengerjakan sesuatu dengan menyalahi aturan atau tidak mengerjakan yang seharusnya dia kerjakan.
Penduduk
Arab menganut beberapa agama, yang paling terkenal dan paling umum ialah
paganisme. Paganisme adalah menyembah dan politheisme yaitu menyembah dewa dan
keduanya kadang-kadang bercampur.
1.
Paganisme
Sebenarnya paganisme merupakan
bentuk perkembangan yang menyimpang dari bentuk agama hanif, yaitu suatu agama
yang mempercayai ke-Esaan Allah. Yang diperkenalkan oleh nabi Ibrahim dan
anaknya nabi Ismail, lalu diwariskan turun temurun. Dalam proses pewarisan
turun menurun itulah terjadi
penyimpangan-penyimpangan yang disebabkan oleh keterbatasan pandangan bangsa
Arab jahiliyah dalam memandang hubungan Tuhan dengan makhluknya. Anggapan
mereka, terdapat jarak yang mengantari antara Tuhan dan makhluk. Dari sinilah
timbul kepercayaan paganisme yaitu menyembah berhala, yang pada dasarnya tidak
dimaksudkan sebagai penyembahan terhadap wujud berhala tapi sebagai perantara
untuk menyembah Tuhan (Allah).
Menurut riwayat (Syalaby, 1983 :
63) penyembahan berhala berawal ketika orang-orang Arab pergi keluar kota
Mekkah dengan selalu membawa batu yang diambil dari sekitar Ka’bah dan
mencintai kota Mekkah.Batu-batu tersebut diletakkan dimanapun mereka menetap
lalu mereka membuat patung yang disembah dan mereka mengelilinginya. Dan pada
saat tertentu mereka masih mengunjungi Ka’bah. Patung-patung tersebut dibawa ke
Mekkah dan diletakkan di sekitar Ka’bah hingga menjelang kelahiran Nabi
Muhammad SAW dan patung-patung itu berjumlah 360 buah. Dari kesemuanya Hubal
aadalah patung yang terbesar berbentuk manusia. Selain di Mekkah, patung-patung
tersebut bernama Manata di dekat Yatsrib, Laata di Thaif, dan Uzza di Hejaz.
Kehidupan paganisme kadang
bercampur dengan polytheisme dan menganggap bahwa Laata (Dewi Bulan Cerah),
Al-Maanata (Dewi Bulan Gelap), dan Al Uzza (Persatuan keduanya) adalah
anak-anak perempuan Dewa Agung (Banaat Allah).
2.
Polytheisme
Kepercayaan ini menyembah Dewa. Ada
dua macam polytheisme, yaitu Arab Selatan dan Arab Utara.
a. Polyheisme
Arab Selatan
Mengenal jabatan pendeta yang
bertempat di kuil-kuil. Kuil merupakan pusat kekayaan yang dikelola oleh
pendeta kepala, lalu sepertiga dari hasil panennya untuk para Dewa yaitu untuk
menjamin kehidupan para pendeta.
b. Polytheisme
Arab Utara
Tidak mengenal jabatan pendeta seperti
Arab Selatan karena kehidupan Arab Utara cenderung nomaden sehingga kemanapun
mereka pergi Dewa pun dibawa serta. Agama mereka bersifat komunal (kelompok)
bukan personal.
Tidak
semua bangsa arab menganut kedua agama tersebut. Terdapat beberapa kabilah Arab
yang telah menganut agama Yahudi dan Nasrani. Dua agama ini saling berseteru.
Bangsa Yahudi menganggap Nabi Isa sebagai pembangkang terhadap agama mereka.
1.
Agama
Yahudi
Masuk ke Arab melalui jalur
perdagangan dibawa oleh bangsa Israel dari negeri as-syur yang diusir oleh
kerajaan Romawi yang beragama Nasrani. Agama ini dianut oleh beberapa Kabilah
di Arab seperti Taima, Khaibar, Wadil Qura dan Yatsrib. Yang rerkenal yaitu
Bani Quraitzah, Nadzir dan qunaiqo’. Di wilayah Arab Selatan, raja Yaman, Zu Nuas
adalah penganut gama yahudi fanake. Agama ini awalnya merupakan agama bangsa
dan menganggap bahwa bangsa yahudi
(israel) adalah bangsa pilihan Tuhan. Satu-satunya tuhan bangsa yahudi
yang dalam perkembanganya menjadi agama Universal, yaitu yahweh (Jehorah) yang
termuat dalam kitab-kitab perjanjian lama. Orang Arab yang telah menganut Agama
Yahudi tidak akan mendapat hak yang sama dengan seorang Yahudi keturunan bani Israel. Oleh karena itu bang
sa Arab kurang tertarik dengan agama yang menempatkan mereka dibawah derajat
para pembawa agama itu sendiri (Syalabi. 1983 : 67)
2.
Agama
Nasrani
Masuk di Arab melalui perdagangan
pula, selain melalui penjajahan yang dilakukan kerajaanRomawi. Sejak abab
pertama masehi bangsa Arab telah berhubungan dengan pemeluk agama nasrani
ketika mengadakan perdagangan. Di Arab Selatan, tempat kedudukan Nasrani yang
penting adalah Naj’ran yang merupakan kota pusat penyiaran agama Nasrani. Di
Najran diatur oleh tiga kepala yaitu Said, Aqib dan Usquf. Said sebagai kepala
kabilah, kepala perang, pengatur hubungan luar negeri dan pengatur hubungan
dengan kabilah lain. Aqib mengatur pekerjaan didalam negri yang perhubungan
dengan keduniaan. Usquf mengepalai sebagai urusan yang berhubungan dengan
keagamaan (hamka,1986:101).
Sedankan
beberapa kabilah Arab utara yang memeluk agama ini agama antara lain kabilah
taglib, Ghassaniah dan Khuza’ah.
Keadaan agama Nasrani dipenuhi
penafsiran “filosofis yang dipahami bangsa Arab. Penafsiran ini pula yang
menimbulkan perpecahan dan tombul sekte” yang saling bertentangan. Sekte yang
terkenal yaitu: Yaaqibah (Mesir, Habsyi, dll), Nasathirah (Musil, Iraq dan
Persia), Mulkaniah (Afrika Utara), Sicilia, Syiria, dan Spanyol.
Madzhab Yaaqibah adalah pengikut
Cyril (Patriak Alexandria) yang berpaham monofhisit bahwa dalam diri Yesus ada
satu kepribadian, yaitu Ketuhanan, dengan pengertian bahwa Allah dengan manusia
bersatu dalam diri Al-Masih.
Madzhab Nasathiroh (pengikut
Nestorius, Patriak, Konstantinopel) dan madzhab Mulakniah serta garis besar
berkeyakinan bahwa dalam diri Al-Masih terdapat dua tabiat, yaitu tabiat
ketuhanan dan kemanusiaan, tettapi keduanya berselisih dalam detail tertentu.
Namun demikian, secara umum agama
Yahudi dan nasrani kurang menarik simpati bangsa Arab. Kehidupan sebagian bangsa
Arab yang menyimpang dari ajaran hanif inilah disebut Arab Jahiliyah. Jahil
dalam artian membangkang terhadap aqidah yang benar. Bukan jahil dalam artian
tidak berilmu. Sebab dari hasil pengertian sejarah diketaui bahwa bangsa arab
dalam beberapa hal mempunyai kebudayaan yang maju.
B.
Agama
dan Kepercayaan Bangsa Arab
Pada masa jahiliyah masyarakat
banyak yang menyembah berhala atau patung-patung yang mereka buat dari batu,
kayu dan ada juga yang dari logam.
Bangsa
Arab mulai menyembah berhala ketika Ka’bah berada di kekuasan Jurhum. Passukan
yanng dipimpin oleh Amr bin Lubayi dari keurunan Khuza’ah datang ke Mekkah dan
berhasil mengalahkan Jurhum. Kemudian Amr bin Lubay meletakan sebuah berhala
besar bernama Hubal yang terbuat dari batu akik merah berbentuk patun orang,
yang ditempatkan disisi ka’bah. Kemudian ia menyeru kepada penduduk Hijaz
supaya menyembah berhala itu. Semenjak itulah bangsa Arab menyembah berhala.
ketika bangsa Quraisy berkuasa lagi di Hijaz, di sekeliling ka’bah sudah penuh
dengan berhala yang berjumlah lebih dari 360 buah. Di antaranya Yaitu:
a) Lata,
tempatnya di Thaif
b) Uzza,
tempatnya di Hijaz, kedudukanya sebagai Hubal
c) Manah,
tempatnya di kota Madinah
Dan
masih banyak lagi berhala-berhala yang lain seperti: Asaf, Nailah, Wudd,
Yaghust,
Suwa, Ya’ang, Nashr, dan Manaf. Berhala-berhala ini bagi bangsa Arab merupakan
perantara kepada tuhan. Sehingga pada hakikatnya bukanlah berhala-berhala ini
yang mereka sembah.
Bangsa Arab juga menganggab bahwa malaikatlah yang menghidupkan,
mematikan, dan menguasai sekala gerak kehidupan manusia, bahwa ada yang percaya
bahwa malaikat anak keturunan Tuhan, karena itulah mereka menyembah malaikat.
Mereka juga menganggap bahwa jin, roh,
dan hantu adalah keturunan langsung dari malaikat dan Tuhan. Karena itu
mereka mengadakan sesaji pada tempat-tempat yang dianggap tempat tinggal jin,
ruh, dan hantu. Dan disanalah orang-orang menyembahnya . selain itu adapula
yang menyembah setan atau yang disebut jin Ifrit.
Mereka menyembah bintang, bulan dan
matahari, bahwa mereka menganggap bahwa semua benda-benda alam tersebut
mempunyai kekuasaan untuk menentukan aturan-aturan jalanya seluruh isi alam
ini.
Pada masa sebelum islsm orang Arab banyak
percaya pada tahayul, diantaranya ialah:
1. Di
dalam perut orang terdapat ular, perasaan lapar timbul karena ular mengigit
perut manusia.
2. Mereka
biasa menggunakan cincin dari tembaga atau besi dengan keyakinan untuk
menambahkan kekuatan.
3. Bila
mereka mengharap turun hujan , mereka mengikatkan rumput kering pada ekor
kambing.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Timbul.2010.Buku
Ajar Sejarah Peradaban Islam Untuk Mahasiswa STAIN Tulungagung.Tidak
diterbitkan.STAIN Tulungagung.
Tim
MGMP.201o.Modul pembelajaran SKI.Akik Puska.
Banyak kosong, bang...
BalasHapusbagus
BalasHapusMantab
BalasHapus