welcom

Selamat datang ... Semoga bermafaat !!!

Jumat, 25 April 2014

Makalah Agama dan kepercayaan Bangsa Arab Pra Islam



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Mengkaji tentang Islam akan lebih sempurna bila kita mengkaji Arab pra-Islam terlebih dahulu, karena Islam lahir di tengah-tengah masyarakat Arab yang sudah mempunyai adat istiadat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Apalagi ia muncul di kota terpenting bagi mereka yang menjadi jalur penting bagi lalu lintas perdagangan mereka kala itu, dan dibawa oleh Muhammad (570-632 M) yang merupakan salah satu keturunan suku terhormat dan memiliki kedudukan terpandang di antara mereka secara turun-temurun dalam beberapa generasi, Quraysh. Quraysh adalah suku penguasa di atas suku-suku lainnya di Mekah, sebuah kota yang di dalamnya terdapat bangunan suci tua yang memiliki daya tarik yang melebihi tempat-tempat pemujaan lainnya di daerah Arab.  
B.  Rumusan masalah



C.      Tujuan

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Masyarakat Arab Jahiliyyah
 Masyarakat Arab, sebelum kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW, dikenal dengan sebutan jahiliyah. Jika merujuk pada arti kata jahiliyah (yang berasal dari bahasa Arab dari kata jahala yang berarti bodoh), maka secara harfiyah bisa disimpulkan bahwa masyarakat jahiliyah adalah masyarakat yang bodoh. Jahiliyyah biasanya dikaitkan dengan masa sebelum Rasulullah S.A.W lahir. Sesungguhnya kata Jahiliyyah sendiri adalah mashdar shina’iy yang berarti penyandaran sesuatu kepada kebodohan. Kebodohan menurut Manna’ Khalil al-Qathtan ada tiga 3 makna, yaitu:
  1. Tidak adanya ilmu pengetahuan (makna asal).
  2. Meyakini sesuatu secara salah.
  3. Mengerjakan sesuatu dengan menyalahi aturan atau tidak mengerjakan yang  seharusnya dia kerjakan.
Penduduk Arab menganut beberapa agama, yang paling terkenal dan paling umum ialah paganisme. Paganisme adalah menyembah dan politheisme yaitu menyembah dewa dan keduanya kadang-kadang bercampur.
1.    Paganisme
Sebenarnya paganisme merupakan bentuk perkembangan yang menyimpang dari bentuk agama hanif, yaitu suatu agama yang mempercayai ke-Esaan Allah. Yang diperkenalkan oleh nabi Ibrahim dan anaknya nabi Ismail, lalu diwariskan turun temurun. Dalam proses pewarisan turun menurun  itulah terjadi penyimpangan-penyimpangan yang disebabkan oleh keterbatasan pandangan bangsa Arab jahiliyah dalam memandang hubungan Tuhan dengan makhluknya. Anggapan mereka, terdapat jarak yang mengantari antara Tuhan dan makhluk. Dari sinilah timbul kepercayaan paganisme yaitu menyembah berhala, yang pada dasarnya tidak dimaksudkan sebagai penyembahan terhadap wujud berhala tapi sebagai perantara untuk menyembah Tuhan (Allah).
Menurut riwayat (Syalaby, 1983 : 63) penyembahan berhala berawal ketika orang-orang Arab pergi keluar kota Mekkah dengan selalu membawa batu yang diambil dari sekitar Ka’bah dan mencintai kota Mekkah.Batu-batu tersebut diletakkan dimanapun mereka menetap lalu mereka membuat patung yang disembah dan mereka mengelilinginya. Dan pada saat tertentu mereka masih mengunjungi Ka’bah. Patung-patung tersebut dibawa ke Mekkah dan diletakkan di sekitar Ka’bah hingga menjelang kelahiran Nabi Muhammad SAW dan patung-patung itu berjumlah 360 buah. Dari kesemuanya Hubal aadalah patung yang terbesar berbentuk manusia. Selain di Mekkah, patung-patung tersebut bernama Manata di dekat Yatsrib, Laata di Thaif, dan Uzza di Hejaz.
Kehidupan paganisme kadang bercampur dengan polytheisme dan menganggap bahwa Laata (Dewi Bulan Cerah), Al-Maanata (Dewi Bulan Gelap), dan Al Uzza (Persatuan keduanya) adalah anak-anak perempuan Dewa Agung (Banaat Allah).
2.    Polytheisme
Kepercayaan ini menyembah Dewa. Ada dua macam polytheisme, yaitu Arab Selatan dan Arab Utara.
a.       Polyheisme Arab Selatan
Mengenal jabatan pendeta yang bertempat di kuil-kuil. Kuil merupakan pusat kekayaan yang dikelola oleh pendeta kepala, lalu sepertiga dari hasil panennya untuk para Dewa yaitu untuk menjamin kehidupan para pendeta.
b.      Polytheisme Arab Utara
Tidak mengenal jabatan pendeta seperti Arab Selatan karena kehidupan Arab Utara cenderung nomaden sehingga kemanapun mereka pergi Dewa pun dibawa serta. Agama mereka bersifat komunal (kelompok) bukan personal.
Tidak semua bangsa arab menganut kedua agama tersebut. Terdapat beberapa kabilah Arab yang telah menganut agama Yahudi dan Nasrani. Dua agama ini saling berseteru. Bangsa Yahudi menganggap Nabi Isa sebagai pembangkang terhadap agama mereka.

1.    Agama Yahudi  
Masuk ke Arab melalui jalur perdagangan dibawa oleh bangsa Israel dari negeri as-syur yang diusir oleh kerajaan Romawi yang beragama Nasrani. Agama ini dianut oleh beberapa Kabilah di Arab seperti Taima, Khaibar, Wadil Qura dan Yatsrib. Yang rerkenal yaitu Bani Quraitzah, Nadzir dan qunaiqo’. Di wilayah Arab Selatan, raja Yaman, Zu Nuas adalah penganut gama yahudi fanake. Agama ini awalnya merupakan agama bangsa dan menganggap bahwa bangsa yahudi  (israel) adalah bangsa pilihan Tuhan. Satu-satunya tuhan bangsa yahudi yang dalam perkembanganya menjadi agama Universal, yaitu yahweh (Jehorah) yang termuat dalam kitab-kitab perjanjian lama. Orang Arab yang telah menganut Agama Yahudi tidak akan mendapat hak yang sama dengan seorang Yahudi  keturunan bani Israel. Oleh karena itu bang sa Arab kurang tertarik dengan agama yang menempatkan mereka dibawah derajat para pembawa agama itu sendiri (Syalabi. 1983 : 67)
2.        Agama Nasrani
Masuk di Arab melalui perdagangan pula, selain melalui penjajahan yang dilakukan kerajaanRomawi. Sejak abab pertama masehi bangsa Arab telah berhubungan dengan pemeluk agama nasrani ketika mengadakan perdagangan. Di Arab Selatan, tempat kedudukan Nasrani yang penting adalah Naj’ran yang merupakan kota pusat penyiaran agama Nasrani. Di Najran diatur oleh tiga kepala yaitu Said, Aqib dan Usquf. Said sebagai kepala kabilah, kepala perang, pengatur hubungan luar negeri dan pengatur hubungan dengan kabilah lain. Aqib mengatur pekerjaan didalam negri yang perhubungan dengan keduniaan. Usquf mengepalai sebagai urusan yang berhubungan dengan keagamaan (hamka,1986:101).
Sedankan beberapa kabilah Arab utara yang memeluk agama ini agama antara lain kabilah taglib, Ghassaniah dan Khuza’ah.
Keadaan agama Nasrani dipenuhi penafsiran “filosofis yang dipahami bangsa Arab. Penafsiran ini pula yang menimbulkan perpecahan dan tombul sekte” yang saling bertentangan. Sekte yang terkenal yaitu: Yaaqibah (Mesir, Habsyi, dll), Nasathirah (Musil, Iraq dan Persia), Mulkaniah (Afrika Utara), Sicilia, Syiria, dan Spanyol.
Madzhab Yaaqibah adalah pengikut Cyril (Patriak Alexandria) yang berpaham monofhisit bahwa dalam diri Yesus ada satu kepribadian, yaitu Ketuhanan, dengan pengertian bahwa Allah dengan manusia bersatu dalam diri Al-Masih.
Madzhab Nasathiroh (pengikut Nestorius, Patriak, Konstantinopel) dan madzhab Mulakniah serta garis besar berkeyakinan bahwa dalam diri Al-Masih terdapat dua tabiat, yaitu tabiat ketuhanan dan kemanusiaan, tettapi keduanya berselisih dalam detail tertentu.
Namun demikian, secara umum agama Yahudi dan nasrani kurang menarik simpati bangsa Arab. Kehidupan sebagian bangsa Arab yang menyimpang dari ajaran hanif inilah disebut Arab Jahiliyah. Jahil dalam artian membangkang terhadap aqidah yang benar. Bukan jahil dalam artian tidak berilmu. Sebab dari hasil pengertian sejarah diketaui bahwa bangsa arab dalam beberapa hal mempunyai kebudayaan yang maju.
B.     Agama dan Kepercayaan Bangsa Arab
Pada masa jahiliyah masyarakat banyak yang menyembah berhala atau patung-patung yang mereka buat dari batu, kayu dan ada juga yang dari logam. 
Bangsa Arab mulai menyembah berhala ketika Ka’bah berada di kekuasan Jurhum. Passukan yanng dipimpin oleh Amr bin Lubayi dari keurunan Khuza’ah datang ke Mekkah dan berhasil mengalahkan Jurhum. Kemudian Amr bin Lubay meletakan sebuah berhala besar bernama Hubal yang terbuat dari batu akik merah berbentuk patun orang, yang ditempatkan disisi ka’bah. Kemudian ia menyeru kepada penduduk Hijaz supaya menyembah berhala itu. Semenjak itulah bangsa Arab menyembah berhala. ketika bangsa Quraisy berkuasa lagi di Hijaz, di sekeliling ka’bah sudah penuh dengan berhala yang berjumlah lebih dari 360 buah. Di antaranya Yaitu:
a)      Lata, tempatnya di Thaif
b)      Uzza, tempatnya di Hijaz, kedudukanya sebagai Hubal
c)      Manah, tempatnya di kota Madinah
Dan masih banyak lagi berhala-berhala yang lain seperti: Asaf, Nailah, Wudd,
Yaghust, Suwa, Ya’ang, Nashr, dan Manaf. Berhala-berhala ini bagi bangsa Arab merupakan perantara kepada tuhan. Sehingga pada hakikatnya bukanlah berhala-berhala ini yang mereka sembah.
       Bangsa Arab juga menganggab  bahwa malaikatlah yang menghidupkan, mematikan, dan menguasai sekala gerak kehidupan manusia, bahwa ada yang percaya bahwa malaikat anak keturunan Tuhan, karena itulah mereka menyembah malaikat. Mereka juga menganggap bahwa jin, roh,  dan hantu adalah keturunan langsung dari malaikat dan Tuhan. Karena itu mereka mengadakan sesaji pada tempat-tempat yang dianggap tempat tinggal jin, ruh, dan hantu. Dan disanalah orang-orang menyembahnya . selain itu adapula yang menyembah setan atau yang disebut jin Ifrit.
       Mereka menyembah bintang, bulan dan matahari, bahwa mereka menganggap bahwa semua benda-benda alam tersebut mempunyai kekuasaan untuk menentukan aturan-aturan jalanya seluruh isi alam ini.
       Pada masa sebelum islsm orang Arab banyak percaya pada tahayul, diantaranya ialah:
1.      Di dalam perut orang terdapat ular, perasaan lapar timbul karena ular mengigit perut manusia.
2.      Mereka biasa menggunakan cincin dari tembaga atau besi dengan keyakinan untuk menambahkan kekuatan.
3.      Bila mereka mengharap turun hujan , mereka mengikatkan rumput kering pada ekor kambing.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Timbul.2010.Buku Ajar Sejarah Peradaban Islam Untuk Mahasiswa STAIN Tulungagung.Tidak diterbitkan.STAIN Tulungagung.
Tim MGMP.201o.Modul pembelajaran SKI.Akik Puska.

3 komentar: